Posted by : Banana Harajuku
Minggu, 14 Februari 2016
Pendahuluan
Menurut Miftah Thoha minat untuk
mempelajari perilaku manusia itu sebenarnya bisa ditelusuri dari awal
periode sejarah. Spekulasi tentang fisik manusia ini misalnya dapat
dijumpai lewat buah karya filosof Yunani, Plato. Filosof ini kerap
membicarakan mengenai jiwa manusia dibagi tiga bagian, yaitu:
- Philosofic, yang merupakan suatu alat untuk mencapai ilmu pengetahuan dan pengertian,
- Spirited, yaitu suatu aspek dari jiwa manusia yang berusaha untuk mencari kekuasaan dan ambisi,
- Appetite, yaitu keinginan untuk memenuhi selera, seperti : makan, minum, seks, dll. Plato percaya bahwa salah satu dari tiga bagian ini bisa mendominasi tingkah laku manusia, dan karena itu ia menggolongkan manusia atas tiga tipe :
- Filosofis,
- Ambisius,
- dan pecinta keberuntungan (lovers of gain).
Walaupun minat Plato dalam perilaku
manusia itu ditekankan pada filosofinya, namun analisisnya memberikan
pengaruh besar terhadap organisasi politik.
Bidang ilmu perilaku organisasi yang
sudah dikembangkan sejak lama, nampaknya akhir-akhir ini mulai dirasakan
kepentingannya. Ilmu perilaku organisasi ini dikembangkan dengan pusat
perhatiannya pada perilaku individu-individu yang bekerja dalam suatu
organisasi tertentu, sehingga kerangka dasar bidang pengetahuan ini
didukung paling sedikit oleh dua komponen, yaitu : individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku individu itu.
Penempatan kembali manusia sebagai salah
satu unsur yang amat penting dalam organisasi adalah orientasi dasar
dari ilmu perilaku organisasi. Ini berarti bahwa birokrasi hendaknya
senantiasa sadar bahwa diantara dimensi pokok dalam organisasi tidaklah
bisa memberikan penekanan kepada dimensi yang lain sehingga
menelantarkan dimensi manusia. Jika birokrat dalam bekerja hanya
menekankan dimensi teknis dan dimensi konsep dan tidak mengindahkan
dimensi manusia sebagai dimensi ketiga maka akan menimbulkan suatu iklim
bekerja yang kurang sehat dan tidak respektif terhadap faktor pendukung
utama dari organisasi, yakni manusia. Ilmu perilaku manusia mengurangi
sikap birokrat yang tidak respektif tersebut dengan manarik sebagai
pandangannya terpusat pada perilaku manusia itu sendiri.
Untuk lebih jelasnya dalam bab ini akan dibahas mengenai pokok-pokok bahasan sebagai berikut:
- Pengertian ilmu perilaku organisasi
- Kerangka dasar konsep perilaku organisasi
- Ruang lingkup ilmu perilaku organisasi
- Kontribusi berbagai disiplin ilmu pada bidang ilmu perilaku organisasi
- Model penelitian perilaku organisasi
Ada tiga bidang ilmu yang bahasan/kajiannya hampir sama dengan kajian yang ada pada perilaku organisasi (organizational behavior), yaitu :
- Teori organisasi/Organizational Theory (OT),
- Pengembangan organisasi/Organizational Development (OD), dan
- Manajemen sumber daya manusia (personnel/human resources).
Sebelum membahas lebih mendalam mengenai
bidang ilmu perilaku organisasi, perlu dikemukan bahwa ada beberapa
bidang ilmu lainnya yang hampir sama dengan bidang ilmu perilaku
organisasi. Oleh karena itu bahasan perilaku organisasi seringkali
tumpang tindih dengan bahasan bidang ilmu lain yang mirip itu. Pada
dasarnya ada tiga bidang ilmu yang hampir sama, yaitu : teori organisasi
(organizational theory), pengembangan organisasi (organizational development), dan manajemen sumber daya manusia (personnel/human resources).
Untuk melihat hubungan ke empat disiplin ilmu tersebut, Fred Luthans menggambarkan hubungan tersebut sebagai berikut :
- Bidang ilmu OB (Organizational Behavior), kajiannya bersifat teoritis sedangkan ruang lingkup bahasannya bersifat mikro.
- Bidang ilmu OT (Orgaizational Theory), kajiannya bersifat teoritis sedangkan ruang lingkup bahasannya bersifat makro.
- Bidang ilmu P/HR (Personnel/Human Resources), kajiannya bersifat aplikasi/terapan sedangkan ruang lingkup bahasannya bersifat mikro.
- Bidang ilmu OD (Organizational Development), kajiannya bersifat aplikasi/terapan, sedangkan ruang lingkup bahasannya bersifat makro.
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin
ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu,
tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja
individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai
Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik
khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.
Beberapa definisi dikemukakan oleh para ahli mengenai PO, diantaranya :
Stephen P. Robbins, menyatakan :
Perilaku organisasi adalah suatu bidang
studi yang menyelidiki dampak perseorangan, kelompok, dan struktur pada
perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam
itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi.
Gibson, Ivancevich, Donnelly, menyatakan :
Perilaku organisasi merupakan bidang
studi yang mencakup teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai
disiplin ilmu guna mempelajari persepsi individu, nilai-nilai, kapasitas
pembelajar individu, dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok
dan didalam organisasi secara keseluruhan ; menganalisis akibat
lingkungan eksternal terhadap organisasi dan sumber dayanya, misi,
sasaran dan strategi.
Joe Kelly, menyatakan :
Perilaku organisasi adalah suatu bidang
studi yang mempelajari sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana
organisasi di bentuk, tumbuh, dan berkembang.
Adam Indrawijaya, menyatakan :
Perilaku organisasi adalah suatu bidang
studi yang mempelajari aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia,
baik aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh
organisasi terhadap anggota.
Drs. Sutrisna Hari, menyatakan :
Perilaku organisasi adalah suatu bidang
studi yang mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari
sifat khusus (karakteristik) anggota dan pengaruh lingkungan.
Kerangka dasar pada perilaku organisasi
adalah terletak pada dua komponen yaitu individu-individu yang
berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan
perilaku organisasi.
Komponen yang kedua adalah organisasi
formal sebagai wadah dari perilaku itu. Yaitu sebagai sarana bagi
individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu
organisasi. Dan menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.
Ruang lingkup perilaku organisasi pada dasarnya mempelajari 3 determinan, yaitu :
1. Perorangan (individu)
2. Kelompok
3. Struktur (organisasi).
Perilaku Organisasi merupakan ilmu
perilaku terapan yang dibangun dengan dukungan sejumlah disiplin
perilaku. Bidang-bidang yang menonjol adalah psikologi, sosiologi,
psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik.
- Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang
berusaha mengukur, menjelaskan, dan kadang mengubah perilaku manusia.
Contoh topik bahasan : psikologi pembelajaran, teori kepribadian,
psikolog konseling, serta psikolog industri dan organisasi.
- Sosiologi
Sosiologi merupakan bidang ilmu yang
mempelajari sistem sosial di mana individu-individu mengisi peran-peran
mereka. Psikologi memfokuskan perhatian pada individu, sosiologi
mempelajari orang-orang dalam hubungannya dengan manusia sesamanya.
Contoh topik bahasan : dinamika kelompok, desain tim kerja, budaya
organisasi, teori dan struktur organisasi formal, teknologi organisasi,
birokrasi, komunikasi, kekuasaan, konflik, dan perilaku antar kelompok.
- Psikologi Sosial
Psikologi sosial adalah suatu bidang ilmu
dalam psikologi, tetapi memadukan konsep-konsep psikologi dan
sosiologi. Contoh topik bahasan: pola-pola komunikasi, cara-cara
kegiatan kelompok yang dapat memuaskan kebutuhan individu, proses
pengambilan keputusan kelompok.
- Antropologi
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari
masyarakat-masyarakat dalam rangka untuk mempelajari manusia dan
kegiatan mereka. Contoh topik bahasan : pemahaman dalam bidang budaya
organisasi, lingkungan organisasi, beda antara budaya nasional.
- Ilmu Politik
Ilmu politik Adalah ilmu yang mempelajari
perilaku individu dan kelompok dalam suatu lingkungan politik. Contoh
topik bahasan : penstrukturan konflik, alokasi kekuasaan, bagaimana
orang memanupilasi kekuasaan untuk kepentingan diri sendiri.
- Varibel bergantung/variabel dependen (Y), antara lain :
- Produktivitas kerja (ukuran kinerja yang mencakup keefektifan/pencapaian tujuan dan efisiensi/rasio dari keluaran efektif terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu),
- Kemangkiran (gagal melapor),
- Keluar masuknya karyawan/Labor Turn Over (LTO),
- Kepuasan kerja.
- Varibel bebas/variabel independen (X), antara lain :
- Variabel tingkat individu : ciri-ciri biografis, kepribadian, nilai (value) dan sikap, kemampuan, dll.
- Variabel tingkat kelompok : pola komunikasi, kepemimpinan, konflik, dll.
- Variabel tingkat sistem organisasi : desain dan proses kerja, seleksi, pelatihan, penilaian kinerja, budaya kerja, stres kerja, dll.
Dalam penelitian, peneliti biasanya
membuat model yang menggambarakan bagaimana variabel beroperasi. Model
pada dasarnya merupakan abstraksi dari realita/penyederhanaan dari suatu
realita. Misalnya: model regresi linier : Y = a + b (X).
Y merupakan variabel dependen PO, yaitu
variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (X). Contoh variabel
dependen dalam PO : produktivitas, mangkir, kepuasan kerja, dll. Contoh
variabel independen dalam PO : ciri-ciri biografis, kepemimpinan, budaya
kerja dan stres kerja.
Penutup
Dalam hidup yang kita jalani tidak lepas
dari interaksi atau hubungan-hubungan dengan antar individu untuk
mencapai tujuan dasar hidup kita, dan hal tersebut merupakan salah satu
tujuan individu masuk dalam organisasi, adapun kegiatan-kegiatan di
dalam organisasi dan peranan kita di organisasi tersebut, dalam upaya
mempertahankan dan memajukan organisasi dengan aktivitas-aktivitas yang
disertai interaksi antar individu dengan keanekaragaman yang unik
merupakan suatu perilaku individu dalam organisasi.
Bidang ilmu perilaku organisasi berupaya
untuk menyelidiki dan mengungkapkan dampak-dampak yang akan ditimbulkan
oleh individu, kelompok maupun struktur (organisasi) terhadap prestasi
organisasi, seperti : produktivitas kerja, efektivitas organisasi.
Bidang ilmu perilaku organisasi sifatnya
teoritis untuk menemukan metode dan prinsip-prinsip dasar dalam rangka
untuk mengungkapkan kemungkinankemungkinan/ kecenderungan-kecenderungan
perilaku individu, kelompok maupun struktur (organisasi) yang akan
menguntungkan atau merugikan pencapaian tujuan/prestasi organisasi.
Dalam rangka memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi organisasi, bidang ilmu perilaku organisasi dibantu oleh
bidang ilmu lainnya, diantaranya : psikologi, psikologi sosial,
sosiologi, antropogi dan ilmu politik.
MENYUSUN STANDAR KINERJA KARYAWAN
Masalahnya, baik para penyelia maupun karyawan tidak seluruhnya mengerti apa yang seharusnya mereka kerjakan. Karena bisajadi, standar kinerja tersebut belum pernah disusun.Oleh karena itu, langkah pertama adalah meninjau standar kinerja yang ada dan menyusun standar yang baru jika diperlukan.
Banyak hal yang dapat diukur untuk menentukan kinerja. Banyak literatur, menyebutkan bahwa kinerja merupakan keterkaitan unsur motivasi, kemampuan individu, serta faktor organisasi, yang menghasilkan perilaku.
Perilaku (behavior) merupakan proses cara seseorang mengerjakan sesuatu. Perilaku merupakan sebuah unsur yang menjadi pusat perbedaan manusia antar individu. Dalam pekerjaan, dapat dibayangkan jika tanpa perilaku, pasti tidak akan ada produksi yang dihasilkan. Perilaku merupakan kata kunci, sebab dalam pekerjaan sangat banyak perilaku yang muncul yang menyebabkan sebuah hasil tertentu. Perilaku dapat diobservasi yang memungkinkan kita dapat membetulkan, menjumlah dan menilai dan selanjutnya kita dapat mengelolanya.
Apa yang akan terjadi, jika seorang manajer menaruh perhatiannya hanya pada pengelolaan hasil saja? Tidak akan selalu efektif, karena perilaku merupakan bagian dari keseluruhan proses dan hasil itu adalah keluaran dari perilaku.
Perilaku yang tepat akan membuahkan hasil yang merefleksikan gabungan upaya banyak individu. Perilaku mencerminkan usaha seseorang untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, karakteristik individu menunjukkan penyebab perilaku.
Standar kinerja
Minimal sebuah standar kinerja, harus berisi dua jenis informasi dasar tentang apa yang harus dilakukan dan seberapa baik harus melakukannya. Standar kinerja merupakan identifikasi tugas pekerjaan, kewajiban, dan elemen kritis yang menggambarkan apa yang harus dilakukan. Standar kinerja terfokus pada seberapa baik tugas akan dilaksanakan.
Agar berdaya guna, setiap standar/kriteria harus dinyatakan secara cukup jelas sehingga manajer dan bawahan atau kelompok kerja mengetahui apa yang diharapkan dan apakah telah tercapai atau tidak. Standar haruslah dinyatakan secara tertulis dalam upaya menggambarkan kinerja yang sungguh-sungguh memuaskan untuk tugas yang kritis maupun yang tidak kritis.
Hal ini dikarenakan bahwa tugas pekerjaan dan standar kinerja saling berkaitan, adalah praktik yang lazim mengembangkannya pada waktu yang bersamaan. Apapun metode analisis pekerjaan yang digunakan haruslah memperhitungkan aspek kuantitatif kinerja. Lebih lanjut, setiap standar harus menunjuk pada aspek spesifik pekerjaan.
Tampaknya lebih mudah mengukur kinerja terhadap standar yang dapat digambarkan dalam istilah kuantitatif. Sungguhpun demikian, pekerjaan manajerial memiliki sebuah komponen tambahan. Yaitu, disamping hasil yang merefleksiksn kinerja manajer itu sendiri, hasil yang lainya mencerminkan kinerja unit organisasional yang menjadi tanggung jawab manajer bersangkutan.
Dari beberapa literatur yang saya baca, kemudian saya gabung-gabungkan dengan pengalaman melakukan penyusunan standar kinerja di sebuah unit/instalasi di Rumah Sakit, saya berikan contoh lembar penilaian kinerja. Semoga dapat menjadi inspirasi.
UNSUR PENILAIAN KINERJA HASIL PENILAIAN
Rendah Sedang Tinggi
KARAKTERISTIK INDIVIDU
Keahlian
Pengetahuan kerja
Kepemilikan sertifikat/ijin keahlian
Kemampuan
Kekuatan fisik
Koordinasi anggota badan dlm bekerja
Kemandirian
Kebutuhan
Hasrat untuk berhasil
Kebutuhan sosial
Sikap
Kejujuran
Loyalitas
Kreativitas
Kepemimpinan
PERILAKU
Pelaksanaan tugas pokok
(berdasarkan identifikasi dan elemen kritis pekerjaan)
Menjelaskan produk kepada calon pembeli
Menjual produk
Melakukan pengepakan dan pengiriman
Menanggapi komplain dan keluhan
Mematuhi perintah
Melaporkan masalah
Merawat perlengkapan
Membuat catatan pekerjaan
Mengikuti peraturan
Hadir secara teratur
Memberi saran
HASIL
Jenis/kuantitas Produk
Nilai jual Produk
Tingkat Produksi
Pelanggan yang dilayani
Kualitas Produksi
Efektivitas penggunaan bahan
Efektivitas penggunaan alat
Tingkat keselamatan kerja
Kepatuhan terhadap prosedur
Kepuasan pelanggan
Daftar Referensi
Robbin, Stephen P. (2003). Organizational Behavior, Thent Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. alih bahasa: Molan, Benyamin. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: Gramedia.
Anonim. Perilaku Organisasi: Wikipedia Search. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/perilaku_organisasi?wasRedirected=true [13 September 2010].
Setiya, B. (2009). Perilaku Organisasi. [Online]. Tersedia: http://setiya21.wordpress.com/2009/12/17/perilaku-organisasi/ [13 September 2010].
https://cokroaminoto.wordpress.com/2007