BAB I
LATAR BELAKANG
Dewasa ini bertepatan dengan di bukanya gerbang perdagangan bebas dengan di berlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean "MEA" Utamanya, Umumnya Era globalisasi saat ini banyak hal yang diinginkan oleh sebagian besar orang-orang didunia. Salah satunya adalah teknologi dan dimana setiap teknologi dituntut untuk lebih cepat dalam pemenuhan kebutuhan masyrakat dunia. Masyarakat dunia yang kehidupannya bergerak maju dan berkembang sangat bergantung pada teknologi yang canggih, yang memberikan informasi yang cepat, akurat, dan terjamin sumbernya, serta dimana rekan-rekan kerjanya dapat lebih mudah membantu dengan penggunaan teknologi yang tinggi tersebut. Dengan teknologi yang berkembang cepat saat ini, dapat merubah paradigma setiap individu terhadap individu lainnya. Paradigma tersebut seperti hubungan interaksi yang kurang harmonis antara pribadi satu dengan pribadi lain, dan hal ini mengubah sikap individu terkait dengan komunikasi yang “baik” menjadi komunikasi yang “buruk”.
Komunikasi sangatlah penting didalam kehidupan masyarakat. Terutama masyarakat yang sangat bergantung dengan komunikasi yang menunjang karir mereka didunia kerja. Dalam dunia kerja kita dituntut untuk selalu melakukan tugas, kewajiban kita sebagai pekerja dengan baik dan benar. Tempat yang mewajibkan terjadi dan terbentuknya komunikasi yang baik adalah perusahaan, organisasi, kelompok kerja (skala kecil), dan lain sebagainya. Apabila komunikasi antar individu atau kelompok tidak berjalan harmonis maka usaha untuk mencapai tujuan perusahaan akan terhambat dengan masalah tersebut. Masalah komunikasi dalam perusahaan memang sudah sering terjadi, dan dianggap itu adalah masalah yang wajar terjadi dalam perusahaan.
Dengan adanya permasalahan tersebut perusahaan dapat melakukan intropeksi diri kembali, mengapa komunikasi didalam perusahaan tidak berjalan harmonis dan bagaimana pemecahan masalah tersebut. Masalah komunikasi dalam perusahaan sekarang telah menjadi bumbu-bumbu yang memiliki berbagai kemungkinan dalam menentukan masa depan perusahaan berserta para direktur, pegawai, staf kerja, dan lain-lain. Oleh karena itu, keharmonisan dalam berkomunikasi perlu dijaga dan dipelihara sedini mungkin, agar tidak menimbulkan perpecahan perusahaan dan merugikan banyak pihak.
1
Kegiatan berkomunikasi selalu terjadi, antara individu – individu, individu - kelompok, kelompok - kelompok, organisasi - organisasi, dan perusahan - perusahaan. Perbedaan komunikasi antara lain komunikasi secara langsung maupun tidak langsung, ini yang menjadi perdebatan banyak pihak yang memiliki kebutuhan berbeda-beda dan kembali lagi bagaimana perusahaan dapat meningkatkan operasionalnya dan mempertahankan kinerja para pegawainya. Hal ini memang tidak mudah dilakukan, tetapi tidak berarti mustahil dilakukan oleh perusahaan – perusahaan yang siap bersaing secara Internasional. Untuk menunjang karir perusahaan tersebut dibutuhkan kerja sama antar sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia, yang saling memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda tersebut dan saling menikmati hasil keuntungan dan membawa kesejahteraan bagi semua kalangan di perusahaan. Dapat dilakukan pelatihan kepribadian, pengembangan diri, cara berkomunikasi yang baik dan lain-lain supaya tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai sesuai yang diharapkan dan diinginkan setiap unit perusahaan.
Dengan begitu kasus komunikasi dapat menjadi pelajaran untuk meningkatkan level kedewasaan perusahaan dan bukan sebagai bom waktu yang sewaktu-waktu dapat menghancurkan perusahaan tersebut. Jadikan komunikasi yang harmonis sebagai kebutuhan bukan tuntutan yang membuat kita tidak merasa nyaman. Oleh karena itu, mari kita bahas kasus perusahaan yang sering terjadi tersebut yaitu komunikasi.
Tujuan :
Mengetahui latar belakang terjadinya kasus komunikasi didalam perusahaan.
Menjelaskan memahami pentingnya menjaga komunikasi.
Dapat memecahkan persoalan komunikasi dalam perusahaan tersebut.
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan proses komunikasi ?
2. Apa saja unsure-unsur komunikasi dalam perusahaan ?
3. Mengapa komunikasi terhambat ?
4. Bagaimana memecahkan kasus komunikasi yang terjadi diberbagai perusahaan ?
BAB II
TEORI KASUS
1. Proses komunikasi :
Komunikasi adalah pengiriman atau transmisi pemahaman umum melalui syarat (simbol). Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu “communis” yang berarti umum atau (common).
Komunikasi juga berarti suatu proses yang terdiri dari pengirim mengirimkan pesan melalui sarana kepada penerima dimana penerima akan menerima pesan tersebut dan terjadilah interaksi dikedua belah pihak.
2. Unsur – unsure komunikasi :
Komonikator (pengirim) :
>> orang – orang yang memprakarsai komunikasi dalam sebuah organisasi kelompok, perorangan yang mempunyai informasi, kebutuhan, keinginan, dan maksud untuk disampaikan kepada orang lain.
Persepsi dan Interprestasi :
>> tanggapan atau pandangan seseorang terhadap suatu pesan. Dari persepsi akan dibuat interprestasi yaitu pemberian kesan atau pendapat terhadap persepsi dan pesan tersebut.
Encoding :
>> menerjemahkan informasi yang dikirim atau gagasan komunikator kedalam serangkaian simbol atau isyarat untuk pemahaman dan kebersamaan pengertian dengan penerima.
Pesan (message) :
>> bentuk fisik atau non-fisik yang dapat dialami dan ditangkap oleh indera penerima. Agar efektif, maka pesan tersebut harus :
- Mudah dipahami.
- Singkat, jelas, tepat, cepat, dan mengandung factor yang terkomunikasikan.
Saluran (channel) :
>> media yang dilalui atau dipergunakan dalam berkomunikasi berupa pertemuan, telepon, surat, fax, telex, computer, dan lain – lain.
Penerima :
>> orang yang menangkap pesan pengirim dan menanggapi atau tidak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik perorangan maupun kelompok.
Decoding atau pengertian atau menerjemahkan sandi :
>> decoding bagian dari interprestasi yaitu suatu proses penerima menafsirkan pesan yang diperoleh dari pengirim kedalam informasi yang mempunyai makna.
Proses terjadinya antara lain :
Pertama : menangkap pesan.
Kedua : menafsirkan pesan.
Dipengaruhi oleh :
- Pengalaman masa lampau penerima.
- Penilaian pribadi mengenai simbol, gerak isyarat.
- Harapan.
Noise atau gaduh :
>> faktor yang mengacaukan, menggangum dan membuat rancu komunikasi.
Umpan balik atau feedback :
>> reaksi penerima terhadap proses komunikasi, dapat berupa umpan balik secara langsung maupun tidak langsung.
- Komunikasi satu arah :
Pengirim berkomunikasi tanoa mengharapkan atau memperoleh umban balik dari penerima.
- Komunikasi dua arah :
Terjadi apabila penerima memberikan umpan balik kepada pengirim.
- Komunikasi macet :
Umpan balik yang diharpakan tidak diberikan oleh penerima.
>> distori yaitu memutarbalikkan fakta atau penyimpangan.
3. Beberapa rintangan umum yang menghambat komunikasi antara lain :
Kerangka acuan berbeda :
Kerangka acuan yang berbeda akan mengakibatkan interprestasi komunikasi yang berbeda, encoding dan decoding tidak sama yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif.
Dalam komunikasi antarpribadi terdapat perbedaan yang diakibatkan oleh :
ᵜ pengalaman.
ᵜ kepentingan.
ᵜ kedudukan atau tingkat dalam organisasi.
ᵜ pengetahuan yang berbeda.
Persepsi selektif :
Setiap orang “membuat katalog” sendiri. Persepsi yang selektif terjadi pada waktu individu menerima informasi baru yang sesuai dengan keyakinannya.
Akhirnya persepsi selektif mengakibatkan stereo typing.
Keahlian mendengarkan kurang baik. Hal – hal yang diakibatkan oleh beberapa hal seperti :
ᵜ kebiasaan pribadi.
ᵜ berbicara terlalu cepat.
ᵜ berpikirnya kurang.
ᵜ kurang mengetahui masalah yang terjadi.
Pertimbangan nilai :
Setiap komunikasi penerima sebelum menerima informasi menyeluruh selalu membuat pertimbangan nilai dengan menentukan arti pesan secara keseluruhan.
Pertimbanga nilai didasarkan atas :
ᵜ evaluasi penerimaan terhadap komunikator.
ᵜ pengalaman penerima sebelumnya terhadap komunikator.
ᵜ arti pesan yang diantisipasi.
Kredibilitas sumber :
Kepercayaan dan keyakinan penerima terhadap komunikator akan mempengaruhi penerima dan bereaksi terhadap kata-kata, gagasan dan tindakan komunikatif.
Masalah semantik :
Komunikasi adalah pengiriman komunikasi melalui penggunaan simbol – simbol umum yaitu dalam bentuk kata – kata. Dimana kata – kata tersebut dipahami berbeda – beda oleh masing – masing penerima.
Penyaringan :
Terjadi dalam komunikasi keatas dengan melakukan manipulasi informasi sehingga dirasakan positif oleh penerima. Tingkat informasi dalam hal ini ditentukan oleh desain organisasi. Makin banyak tingkat manajemen (organisasi tinggi atau full organization) maka makin banyak penyaringan informasi, sedangkan makin sedikit tingkat manajemennya maka makin sedikit penyaringan karena semakin banyak tingkat yang harus dilalui oleh komunikasi keatas, semakin besar peluang untuk setiap lapisan manajemen yang berurutan mengeluarkan apa yang tidak mereka inginkan untuk diketahui oleh tingkat berikutnya.
Tekanan waktu :
Terbatasnya waktu atasan untuk berkomunikasi dengan bawahan. Dalam hal ini terjadi timpang tindih suatu pekerjaan dimana seorang atasan dapat juga dikeluarkan dari saluran formal.
Beban komunikasi yang berlebihan :
Manajer harus mengambil keputusan yang efektif didasarkan pada informasi yang cepat, tepat, dan akurat. Dengan demikian berarti bahwa informasi yang sesuai dengan kebutuhan, bukan berarti harus menerima informasi sebanyak – banyaknya, namun tidak ada manfaatnya.
BAB III
PENYELESAIAN KASUS
Suatu hubungan akan terjalin baik, harmonis, dan baik apabila didukung oleh komponen – komponen yang baik pula. Kegiatan yang selalu bahkan tidak pernah terlepas dalam kehidupan manusia adalah komunikasi. Komunikasi begitu penting dikarenakan komunikasi memberikan informasi yang kita butuhkan (penerima) dari orang lain (pengirim) baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya komunikasi yang baik dan benar, dapat menimalkan masalah komunikasi antar individu. Dan hal ini sangat membantu untuk karir perusahaan, dimana komunikasi antara atasan dengan bawahan dapat terjaga harmonis. Akan tetapi, kita juga harus selalu mempersiapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan perusahaan.
Perusahaan yang sehat terlihat dari berbagai sistem dan struktur yang saling memenuhi kebutuhan sumber daya manusianya yang beraneka ragam, kesejahteraan para tenaga kerjanya, keuntungan yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, dan lain sebagainya. Untuk mengantisiapasi dan menimalkan persoalan komunikasi yang dianggap wajar terjadi dalam perusahaan, inilah penyelesaiannya.
Dalam organisasi atau perusahaan cara – cara memperbaiki komunikasi antara lain :
· Menelusuri
Untuk memastikan apakah suatu pengertian yang dimaksudkan dalam komunikasi benar – benar dapat diterima.
· Mengatur arus informasi
Memastikan bahwa suatu arus informasi yang optimum, tanpa rintangan karena beban komunikasi dari segi kualitas dan kuantitas sudah terkendalikan.
· Memanfaatkan umpan balik
Dalam komunikasi tatap muka umpan balik langsung dapat dicapai, namun dalam komunikasi keatas atau kebawah umpan balik akan sulit tercapai yang diakibatkan oleh kurangnya peluang untuk berkomunikasi. Dengan demikian maka untuk mencapai komunikasi yang efektif keatas atau kebawah, maka harus dapat mendorong keberanian untuk melaksanakan komunikasi tersebut.
Selain komunikasi yang harus ditelusuri, diatur arus informasinya, serta menggunakan pemanfaatan umpan balik, kita perlu menggunakan umpan balik yang efektif, dan masih sering terjadi juga umpan balik yang tidak efektif yang menyebabkan hubungan atasan dengan bawahan memburuk.
a. Umpan balik yang efektif :
Sasaran umpan balik ini ditujukan kepada para pegawai dalam membantu mereka dalam pekerjaannya di perusahaan dan bersifat spesitik (khusus) dengan penuh kejelasan dalam memberi ataupun menerima umpan balik. Umpan balik yang efektif sangat bermanfaat, tepat, dan para pegawai akan merasakan manfaatnya seperti mereka akan mendengarkan apa yang diperintahkan atasannya dan kemauan untuk saling memenuhi dan mencapai tujuan perusahaan. Hai ini mudah dipahami oleh semua unit perusahaan dan umpan balik pun terjadi secara benar dan tepat.
b. Umpan balik yang tidak efektif :
Secara keseluruhan umpan balik ini bersifat negatif seperti meremehkan para pegawai, atasan yang memberi hukuman atas kelalaian pegawainya dan bukan saling membantu dan memotivasinya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dan merasa nyaman saat bekerja dan bukannya merasa tersakiti sehingga menurunkan kinerjanya di perusahaan tersebut. Hal ini juga membuat para pegawai bersifat bertahan, komunikasi yang terjadi tidak dapat dipahami dan tidak akurat informasi yang operasional umpan balik tersebut.
· Empati
Kemapuan menempatkan diri sendiri dalam peran orang lain dan mengambil alih pandangan serta emosi orang tersebut. Artinya bahwa seseorang harus berkemampuan berorientasi sebagai penerima dapat berorientasi pada komunikator. Bentuk komunikasinya harus tergantung pada pengetahuan tentang penerima. Empati menuntut komunikator menempatkan diri mereka sendiri dalam posisi penerima dengan tujuan mengantisipasi pesan diterjemahkan (decoded).
· Menyederhanakan bahasa
Untuk memudahkan pemahaman, maka bahasa yang dipergunakan dalam komunikasi agar komunikasi menjadi efektif dan bermakna adalah bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
Dengan penyelesaian kasus komunikasi yang terjadi didalam perusahaan diatas, dapat dikatakan itu sudah cukup untuk meminimumkan kehancuran yang tidak diinginkan oleh setiap perusahaan yang dihadapkan dengan masalah komunikasi. Untuk meningkatkan keharmonisan komunikasi itu harus berasal dalam diri manusia itu sendiri, untuk berkomunikasi dengan baik dan tidak menggunakan komunikasi yang tidak sesuai fungsinya terhadap orang lain. Dalam menjaga komunikasi juga dapat dilakukannya negosiasi.
Negosiasi adalah tugas dua orang atau dua kelompok yang berupaya membuat keputusan bersama sehungan dengan pengalokasian sumber daya yang langka. Negosiasi dapat dilakukan setelah dua orang atau dua kelompok tersebut telah memahami pihak satu sama lain, mereka dapat melakukan pertukaran pikiran, pandangan, pendapat, sudut pandang sebanyak mungkin dan selanjutnya menyiapkan bahan – bahan untuk proses negosiasi.
Kita juga dapat menggunakan cara ini dengan mengetahui semua pilihan. Hal yang lebih penting dibandingkan penyampaian informasi adalah penggunaan informasi untuk mengembangkan, memahami, dan menilai pilihan yang tersedia guna membentuk kesepakatan antara kedua belah pihak dalam proses negosiasi. Semakin banyak jumlah pilihan yang dapat diidentifikasi, semakin besar manfaat yang dapat diperoleh kedua kelompok tersebut dari proses negosiasi.
BAB IV
KESIMPULAN
Demikianlah pembahasan tentang kasus komunikasi yang terjadi didalam perusahaan. Pentingnya komunikasi dijaga supaya tetap harmonis diperlukan komunikasi yang efektif, dengan komunikasi yang efektif dapat membantu manajer dalam melakukan fungsi – fungsi POAC (perencanaan, pengorganisasian, pengembangan, pemeliharaan, dan pengawasan). Manajer pun dapat melakukan komunikasi berupa tatap muka, menerima tamu, berhubungan dengan bawahan, rekan, dan atasan, berhubungan dengan penyelia, berkomunikasi dengan pelanggan, berkomunikasi dengan alat elektronik, dan membuat surat, laporan, dan lain – lain.
Dengan komunikasi yang harmonis diharapkan permasalah yang akan terjadi kembali dalam perusahaan dapat ditangani secara bersama - sama, karena itulah tanggung jawab setiap unit di perusahaan.
Sumber :
Komunikasi dan negosiasi, Ibu Dewi “Pengantar Manajemen”
Kasus perusahaan (blog)
Google.com