Posted by : Banana Harajuku Selasa, 07 April 2015

Image result for starbuck

1. Konsep Bisnis yang Baik

Mulailah usaha Anda dengan konsep yang baik dan jelas sejak awal. Starbucks menerapkan konsep dimana kedai kopinya bukan sebagai tempat orangbeli kopi dan minum kopi, tapi tempat orang berkumpul, bersosialisasi bahkantempat berdiskusi bagi mahasiswa atau para profesional.

2. Berpikir Besar

Tahun 1971 Starbucks cuma sebuah kedai kopi kecil di Pike Place Market,Seattle, Amerika Serikat. Pelan tapi pasti Starbucks terus berkembang daritahun ke tahun. Keberhasilannya tidak datang tiba-tiba tapi melalui visi yang besar, ketekunan, kesabaran, serta cermat dalam keuangan dan manajemen. Kini Starbucks sudah mendunia. Jika Starbucks bisa, kenapa Anda tidak?

3. Berpikir di Luar Kebiasaan

Kekuatan Starbucks terletak di kemampuannya menemukan kesempatan walaupununtuk itu kadang-kadang harus melawan arus. Dalam memilih lokasi Starbucksmendasarkan pilihannya tidak hanya pada pola lalu lintas konsumen, demografis,lokasi pesaing atau luas area. Tapi Starbucks berani membuka beberapa geraisekaligus dalam jarak yang berdekatan di daerah tertentu tanpa takut gerai yang satu akan mengancam gerai lainnya. Ternyata strategi ini tidak hanya membuatStarbucks mendominasi pasar lebih cepat tapi juga memudahkan perusahaan memasokbarang dan mengelola gerai-gerainya karena jaraknya berdekatan. Jadi untuk meraih sukses lakuakn apa yang terbaik untuk Anda dan perusahaan. Tidak perlu ikut-ikutan.

4. Cermat Memilih Mitra Usaha

Starbucks membuktikan bahwa perusahaan besar pun tidak bisa berjalansendirian. Kebesarnnya justru terjadi karena Starbucks berani dan cermatmemilih mitra usaha. Tahun 1993 Starbucks menggandeng toko buku Barnes &Noble di Amerika sehingga setiap pengunjung toko buku tersebut dapat sekaligus menikmati kopi di Starbucks. Mitra berikutnya adalah Chapters Inc., toko bukudi Canada, Pepsi-Cola Company, Dreyer's Grand Ice Cream, Inc. dan Hyatt HotelsCorp.
Untuk memenuhi tanggung jawab sosialnya Starbucks lalu bermitra denganorganisasi-organisasi seperti Conservation International, CARE, Earvin "Magic"Johnson's Johnson Development Co., JumpStart, dan lain-lain.
Sebagai pengusaha kecil menengah Anda harus menyadari bahwa untuk menggapaisukses Anda tidak bisa berjalan sendirian. Anda butuh dukungan atau bantuanpengusaha-pengusaha di sekitar Anda yang tertarik bekerja sama dengan Anda dan mampu saling menguntungkan.

5. Menciptakan Keunikan

Starbucks telah membuat kedai kopinya berbeda dari kedai kopi lain.Pengunjung yang datang dibuat nyaman dan terhibur. Interiornya menarik. Pengunjung dibuat untuk selalu ingin kembali lagi. Kursinya nyaman, musiknya enak didengar dan dilengkapi dengan koneksi internet nirkabel. Fasilitas-fasilitas ini akhirnya menarik segmen baru seperti pengusaha setempatmaupun pengusaha yang sering bepergian, penjelajah internet, mahasiwa dan karyawan. Pengalaman minum kopi tidak lagi sekedar minum kopi.
Pikirkanlah apa yang dapat dibuat unik dari produk/jasa Anda yang membuatnya berbeda dari produk pesaing.

6. Membuat Pelanggan Puas

Setiap strategi dan kebijaksanaan yang diterapkan selalu bertujuan untuk kepuasan konsumen. Mulai dari pintu masuk, memesan, menunggu pesanan, menerimakopi, memilih tempat duduk hingga akhirnya duduk. Seluruh proses tersebut harus menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi siapa pun yang mengunjungi Starbucks.

7. Merogoh Kantong Konsumen

Walaupun menu utama yang ditawarkan adalah kopi, namun Starbucks selalu memperkenalkan produk-produk baru dari waktu ke waktu agar konsumen tidak hanya sekedar membeli kopi. Mulai dari penganan kecil untuk menemani minum kopihingga es krim. Dengan adanya koneksi internet nirkabel konsumen bahkan duduk lebih lama lagi dan memesan lebih banyak lagi.

8. Inisiatif yang Tinggi

Starbucks senantiasa memiliki inisiatif yang tinggi dalam setiap strateginya untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. Mulai dari pengembangan produk baru, penjualan dengan kartu Starbucks pra bayar, alternatif cara pemesanan dan lain-lain. Semuanya dilakukan dengan hati-hati agar kepuasan konsumen tetap terjaga.

9. Manajemen yang Baik

Tanpa tim manajemen yang kuat Starbucks tidak mungkin melahirkan ide-ide yang inovatif, menerapkan strategi pemasaran yang jitu, konsisten dalam pelayanan konsumen, manajemen keuangan yang ketat dan selalu cermat dalam pengembangan usaha.

10. Diversifikasi Arus Pendapatan

Jangan mengandalkan pendapatan dari satu sumber saja. Starbucks tidak mengandalkan pendapatannya hanya dari penjualan kopi. Menurut DataMonitor, komposisi pendapatan eceran Starbucks di tahun 2003 terdiri dari 78% minuman, 12% makanan, 5% biji kopi, dan 5% perlengkapan minum kopi dan segala asesorisnya.
Disadur dari "Learning from Starbucks: 10 Lessons for Small Businesses"
oleh Isabel Isidro dari http://www.powerhomebiz.comm


Starbucks : Menjual Pengalaman Menikmati Kopi


Sebagai  merek internasional yang berkibar dari kota Seatle, Amerika Serikat, Starbucks mencatat sukses penjualan dalam waktu hanya 18 tahun. Padahal, yang dijual hanyalah produk komiditi yang bernama kopi.
Mengapa Starbucks bisa sukses?  Apa rahasianya sehigga orang rela antre dan membayar lebih untuk secangkir kopi ?
Alasannya tak lain karena kedai kopi tersebut menetapkan standar yang sangat ketat, yakni dimulai dari keramah-tamahan dan kesigapan para pramusajinya (waiter/waitress), dengan cara itu setiap pelanggan dilayani dengan “keceriaan khas” serta memperoleh kopi “segar” yang sama di semua kafe Starbucks di manapun di belahan duia ini.
Starbucks sangat bangga akan apa yang di sebutnya sebagai “Pengalaman Starbucks”. Kedai kopi ini mengatakan kepada kita bahwa minum kopi bukan sekedar aktivitas normal yang perlu dilakukan, tetapi merupakan saat minum dengan pengalaman unik, disaat seseorang ingin memuaskan diri atau bersama kawan yang membutuhkan suasana yang berbeda.
Apa yang dilakukan perusahaan adalah meredefinisi ulang bisnisnya. Pasar mengindikasikan bahwa pelanggan begitu menyukai kopi dan mereka butuh pengalaman untuk menikmati kebersamaan dengan minum kopi. Hanya dengan itu, Starbucks berhasil melewati persoalan harga yang lebih mahal sebab bagi pelanggan hal itu bukan masalah asal mereka memperoleh pengalaman baru dalam menikmati sajian kopi, agar meraih penjualan yang bagus maka lokasi strategis merupakan salah satu dari prioritas tertinggi Starbucks.

Standar Kopi
Oleh karena itu,  Starbucks mengutamakan standard penyajian kopi dan pelayanannya. Standar ini diberlakukan untuk semua pelanggan dalam penyajian kopi diseluruh dunia.  Oleh karena itu slogan perusahaan ini telah disosialisasi kan kepada semua staf dalam kata-kata “One cup at a time, One customer at a time.
Agar nilai pengalaman pelanggan semakin mengesankan, Starbucks memiliki panduan bagaimana seharusnya menggiling kopi serta berbagai variasi cara penyajian untuk menikmatinya, misalnya dalam bentuk sajian khas Italia cappuccino atau latte.
Demi menghasilkan karyawan yang bekerja dengan penuh passion, Starbucks memperhatikan kesejahteraan internal karyawannya, antara lain melalui pemberian opsi saham, manajemen meyakini bahwa hanya tim kerja yang “sejahtera” dan “gembira” dengan pekerjaannyalah yang mampu menciptakan suatu “pengalaman” yang ujung-ujungnya memperkuat posisi merek.  Setiap karyawan diajak untuk menyadari bahwa setiap orang di dalam organisasi tersebut memiliki merek kedai kopitersebut.
Glocalization atau Global tetapi local dilakukan dengan menyesuaikan pelbagai sajian internasional yang ada dengan selera masyarakat setempat. Meski begitu, kedai kopi itu tetap konsisten menjaga warna perusahaan hijau dan hitam dengan konter dari kayu berwarna gelap serta pelbagai tampilan visual lainnya.
Uniknya, Starbucks juga meraih sukses di Negara-negara Asia seperti Thailand yang sesungguhnya tidak memiliki tradisi meminum kopi, akankah cara-cara pemasaran Starbucks ditiru oleh produsen kopi local ? diinspirasikan oleh kopi tribulus.

Tokoh Pendiri STARBUCKS


Sejarah Starbucks dimulai dari Seattle pada tahun 1971. Tiga orang sahabat, Jerry Baldwin, Zev Siegl, dan Gordon Bowker, yang semua memiliki passion pada kopi, membuka sebuah toko kecil dan mulai menjual biji kopi yang telah dipanggang, kopi bubuk dan alat-alat pemanggangan. Perusahaan ini berjalan dengan baik, tetapi berbagai hal mulai berubah di tahun 80-an.


Pertama-tama, Zev Siegl menjual habis sahamnya pada tahun 1980. Pada waktu itu, Starbucks adalah perusahaan roasting kopi yang terbesar di Washington dengan enam toko pengecer. Pada tahun 1981 seorang salesman perlengkapan plastik mengamati banyaknya termos plastik yang dibeli Starbucks dari Hammarplast, perusahaan tempatnya bekerja. Howard Schultz namanya yang akan melakukan pada Starbucks apa yang Ray Kroc telah lakukan pada McDonald's, seorang salesman yang mampu melihat suatu produk hebat dengan suatu peluang yang besar.

Howard Schultz
Pada tahun 1982 Baldwin menggaji Schultz sebagai kepala baru di bidang pemasaran dan segera sesudah itu mengirimnya ke Milan untuk menghadiri pameran perabotan internasional di Italia. Ketika tiba, Schultz langsung jatuh hati pada kultur kopi yang mengejutkannya di Italia. Schultz pergi ke Verona dan menyeruput caffe latte pertamanya. Ia juga mengamati sesuatu yang lebih penting dibanding kopi. Bahwa patron tentang cafe adalah tempat ngobrol atau menikmati kesendirian selagi menghirup kopi pada lingkungan yang nyaman. Itu adalah momen "aha!" dimana inspirasi datang tiba-tiba.

Ide Besar
Schultz menguraikan saat itu sebagai suatu saat dimana ide-ide besar muncul, "Mengapa tidak menciptakan tempat gathering komunitas-komunitas seperti kedai kopi di Italia itu di Amerika Serikat?" Bisakah Dunia Lampau bertemu Dunia Baru? Jika itu mampu dicapai, itu akan menjadi cara pemasaran yang jenius.

Pada tahun 1983 manejer pemasaran itu mempunyai suatu visi untuk menciptaan kembali sihir dan romansa di balik kedai kopi Italia, dan ingin menguji konsep penjualan espresso di luar Italia.

Santai Sajalah! Kita Hanya Menjual Biji Kopi
Meski demikian, gagasan Schultz tidak berjalan baik dengan Baldwin. Baldwin tidak siap untuk memasuki bisnis rumah makan, tidak ada suatu hal pun yang mengalihkan perhatiannya dari rencana awal untuk menjual biji kopi utuh. Tetapi ia membiarkan Schultz mencoba membuka kedai espresso kecil di sudut salah satu tokonya.

Il Giornale dan Starbucks Mengambil jalan Yang Berbeda
Ketika Starbucks Coffee membuka tokonya yang keenam di pusat kota Seattle, toko kopi itu menjadi sebuah hit. Suatu pencapaian sukses yang cepat.

Schultz, di samping itu, mengembangkan bisnisnya sendiri dan membuka sebuah kedai kopi yang dinamai beerdasarkan surat kabar Italia yang paling besar, Daily, atau Il Giornale. Dua bulan kemudian, toko yang baru itu sudah melayani lebih dari 700 pelanggan dalam satu hari, dan penjualannya melebihi 300 persen dari lokasi-lokasi Starbucks.

Sold Out: Ini Adalah Perusahaanku Sekarang
Pada tahun 1987 pemilik Starbucks Coffee Company memutuskan untuk menjual bisnis kopi mereka, beserta nama, pada suatu kelompok investor lokal dengan angka $37 juta. Schultz mengumpulkan dana dengan meyakinkan investor-investor itu dengan visinya bahwa mereka bisa membuka 125 outlet dalam lima tahun berikutnya. Ia juga mengubah logo Il Giornale, gambar putri duyung telanjang dada, menjadi suatu figur yang lebih bisa diterima secara umum. Nama perusahaan juga diubah dari Il Giornale ke Starbucks, dan akhirnya ia mengkonversi enam toko pemanggangan (roasting) Starbucks menjadi kedai-kedai kopi yang rapi dan nyaman.

Era Pertumbuhan
Sejarah Starbucks Coffee barulah memulai bentuknya. Dengan awalnya dimulai dari 17 toko pada tahun 1987, perusahaan berekspansi dengan cepat menuju kota-kota yang lain: Vancouver, Portland, dan Chicago.

Pada tahun 1991 Starbucks juga telah memperluas bisnis mereka melalui pesanan katalog lewat pos dan mendapatkan lisensi membuka toko di airport dan berekspansi lebih lanjut ke negara bagian California.

Pada tahun 1992 perusahaan masuk ke bursa, dan setelah penawaran saham perdana, Starbucks melanjutkan pertumbuhan dengan kecepatan phenomenal yang tidak seorang pun pernah melihatnya di dunia perkopian sebelumnya. Pada tahun 1997 jumlah Starbucks Coffee tumbuh sepuluh kali lipat, di Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura.

Perluasan-perluasan Bisnis Lain
Tidak cukup cukup hanya sebagai kedai kopi, Starbucks memulai beberapa perluasan produk dan merek yang lain.
  • Menawarkan kopi Starbucks di penerbangan United Airlines.
  • Menjual teh premium melalui Tazo Tea Company yang dimiliki Starbucks.
  • Menggunakan Internet untuk penawaran langsung sebagai pilihan untuk membeli kopi Starbucks secara online.
  • Mendistribusikan biji utuh dan kopi bubuk melalui supermarket.
  • Memproduksi es krim kopi premium bersama Dreyer's.
  • Menjual CD di toko eceran Starbucks.

Sukses Starbucks sebagian besar dicapai melalui pengiklanan dari mulut ke mulut, dan hal ini membuat namanya menjadi kata yang populer. Pada tahun fiskal 2004, Starbucks meraih catatan 1,344 toko di seluruh dunia.

Sejarah Starbucks menunjukkan bagaimana sebuah toko roasting kopi regional berskala kecil, penjual biji kopi, menjadi sebuah perusahaan internasional dengan lebih dari 9.000 lokasi di 34 negara yang melayani 20 juta pelanggan lebih dalam waktu seminggu.

source
https://www.academia.edu
http://merytaocta.blogspot.com/
http://makadariitu.blogspot.com/
http://portalukm.com/
http://arf25production.com/

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © FBM ENTREPRENEUR - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -